sunki — it’s him

matchaeri
2 min readJun 12, 2023

“Sayang?”

Sunoo mengangkat kepala dari buku yang sedang dibacanya. “Iya, Mi?”

“Ada tamu, nih,” kata Mami.

“Siapa?”

“Riki.”

Sunoo menghela napas, kemudian berdecak sambil beranjak dari meja belajarnya. Ketika pintu kamarnya kebuka, tubuh menjulang Riki berdiri di sana di samping Mami.

“Nah, ini dia anaknya,” kata Mami. “Riki mau apa? Cookies or Chips?”

“Cookies,” balas Sunoo datar.

“Mami tanya Riki bukan kamu.”

Riki meringis pelan, jadi gak enak sama Sunoo. Tapi dia pernah ada di posisi ini, jadi adil lah ya. “Gak usah repot-repot, Tante,” ucap Riki akhirnya.

“Oke, deh, kalo begitu. Mami tinggal dulu, ya? Nanti kalo butuh sesuatu panggil Mami aja.”

Riki mengangguk.

“Mau ngapain?” tanya Sunoo setelah Mami ninggalin mereka berdua.

“Tugas kita. Ada beberapa bagian yang gua gak ngerti. Mungkin lu bisa tolong jelasin.”

“Gak bisa lewat chat aja?”

“Gak.”

Ada keheningan yang nyaris absolut sebelum Sunoo berbalik dan mengatakan, “Masuk.”

“Lo mau gue jelasin yang mana?” Sunoo kembali ke meja belajar dan membuka buku sosiologi.

“Gua gak disuruh duduk?” Balasan Riki gak ngejawab pertanyaan Sunoo sama sekali.

Sunoo menoleh dengan kesal. “Duduk sendiri bisa kan?”

“Gua tamu, gak sopan duduk kalo belum diijinin tuan rumah."

Sunoo buang napasnya berat. “Duduk sana.”

“Di mana?”

“Terserah lo.”

Riki menunjuk sisi tempat tidur yang berada di dekat Sunoo. “Di sini boleh?”

“Ya, boleh.”

Perkara duduk selesai.

“Bagian mana yang lo gak paham?” tanya Sunoo kemudian.

“Perbedaan variabel independen dan dependen.”

Sunoo membalik halaman buku dan kemudian mulai ngejelasin bagian itu tanpa natap lawan bicaranya. Riki sampe mereng-mereng buat nemuin manik mata cowok itu. Can’t you just look at me, Sun?

“Kalo variabel dependen—lo ngapain sih, Ki?!” protes Sunoo yang sadar dengan gerak-gerik aneh Riki.

“Gua gak bisa nangkep apa-apa kalo yang ngejelasin gak natap gua.”

Sunoo mendengus. Lantai kamarnya berdecit ketika dia bangkit dari kursi. Riki udah siap-siap mau minta maaf karena dia pikir Sunoo marah. Tapi nyatanya Sunoo mengatakan hal lain. “Sebentar. Gue mau ke kamar mandi.”

“Oke.”

Sepeninggal Sunoo, Riki menyapu pandangannya ke seluruh kamar cowok itu. Nothing special here, just a tidy and monochrome room, gak ngegambarin sifat Sunoo yang ceria dengan semua orang kecuali Riki. Entahlah, mungkin desain kamar ini merupakan manifestasi dari sisi lain dirinya yang gak diketahui orang lain. Berapa banyak orang yang tau Sunoo bisa menjadi sangat dingin ketika dia berhadapan dengan Riki?

Netra Riki jatuh pada sebuah pigura berukuran 4R yang terletak di atas meja belajar Sunoo. Pigura itu nampilin potret seorang anak kecil yang mengenakan seragam taekwondo dan memegang sebuah paper cup. Kemudian atensi Riki teralih pada segaris tulisan di sudut kiri bawah foto itu.

Yang Jungwon.

It’s him.

***

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

matchaeri
matchaeri

No responses yet

Write a response